Lahir
di Schleswig, Jerman Timur pada tahun 1855 wafat
tahun 1936. Sepanjang
hidupnya bekerja di universitas kota Kiel. Ia
merupakan salah seorang sosiolog Jerman yang turut membangun institusi terbesar
yang sangat berperan dalam sosiologi Jerman. Dan ia jugalah
yang melatarbelakangi berdirinya German Sosiological Association (
1909, bersama dengan George Simmel, Max Webber, Werner Sombart, dan lainnya ).
Diakhir usianya Tonnies adalah seorang yang aktif menentang gerakan NAZI di Jerman dan seringkali ia diundang menjadi Professor tamu di University of Kiel, setelah hampir masa hidupnya ia gunakan untuk melakukan penelitian, menulis, dan mengedit karya para sosiolog dimasanya.
Diakhir usianya Tonnies adalah seorang yang aktif menentang gerakan NAZI di Jerman dan seringkali ia diundang menjadi Professor tamu di University of Kiel, setelah hampir masa hidupnya ia gunakan untuk melakukan penelitian, menulis, dan mengedit karya para sosiolog dimasanya.
Karya-karyanya:
Gemeinschaft
dan Gesselschaft(1887)
Einfuhrungindie
soziologie (an introduction to sociology)
Pandangan
(Konsep)
Masyarakat
adalah usaha manusia untuk mengadakan dan memelihara relasi – relasi timbal
balik yang mantap. Kemauan manusia yang mendasari masyarakat. Berkenaan dengan
kemauan itu, Tonnies membedakan antara Zweckwille dan Triebwille.
- Zweckwille, yaitu kemauan rasional yang hendak mencapai suatu tujuan. apabila orang hendak mencapai suatu tujuan tertentu dan mengambil tujuan rasional kearah itu. Biasanya di bidang ekonomi orang yang hendak mencari keuntungan atau jasa – jasa pelayanan di dorong oleh “Zweckwille”. Rangka tujuan itu mereka mendirikan kongsi- kongsi atau mengadakan relasi – relasi dagang, dimana bukan relasi sendiri menjadi pertimbangan melainkan tujuan yang mau dicapai melalui relasi itu. Dalam pencapaian tersebut, yang menuntun mereka adalah suatu pertimbangan rasional seperti materi, keuntungan, dan sebagainya. Zweckwille ini terlihat menonjol pada kalangan pedagang, ilmuwan, dan pejabat-pejabat yang kesemuanya mementingkan sikap yang rasional.
- Triebwille, yaitu dorongan batin berupa perasaan. meliputi sejumlah langkah atau tindakan yang tidak hanya berasal dari akal budi, melainkan dari sifat, perasaan, hati dan jiwa seseorang yang bersangkutan Triebwille bersumber pada selera perasaan, kecenderungan psikis, kebutuhan biotis, keyakinan, maupun perasaan seseorang. tradisi atau keyakinan orang. Sehingga konsep ini menggambarkan dalam mengambil keputusan mengenai tujuan tertentu, seseorang dipengaruhi oleh perasaannya. Zweckwille ini terlihat pada kalangan petani, rakyat sederhana, seniman dan orang-orang yang lebih menggunakan perasaan dalam pekerjaannya.
Distringsi
tersebut ini langsung berpengaruh atas corak dan cirri interaksi orang dalam
kelompok atau masyarakat, sehingga kita dapat membedakan antara dua tipe
masyarakat. Dengan konsep inilah corak dan ciri masyarakat terbagi, yakni
menjadi gemeinschaft dan gesselschaft.
Gemeinschaft
dan Gesselchaft
Gemeinschaft
(paguyuban) merupakan bnetuk bersama dimana anggota-anggotanya diikat oleh
hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta brsifat
kekal. Masyarakat paguyuban atau gemeinschaft merupakan bentuk kehidupan
bersama yang saling mempengaruhi dan mendukung satu sama lain layaknya suatu
organisme.
-
kebersamaan dan kerjasama dihayati untuk mencapai suatu tujuan dalam dirinya
dan orang merasa dekat satu sama lain(suasana lebih penting dari tuuan)
- anggota
disatukan dan disemangati dalam perilaku sosial mereka oleh ikatan
persaudaraan, simpati dan perasaan lainnya.
Ada 3
jenis gemeinschaft:
1.
gemeinschaft by blood, mendasarkan diri pada ikatan darah/ keturunan
2.
gemeinschaft of placo( locality), mendasarkan diri pada tempat tinggal yang
saling berdekatan
3.
gemeinschaft of mind, mendasarkan diri pada ideologi/ pikiran yang sama
Gemeinschaft
pada dasarnya terus bersatu sekalipun ada faktor-faktor yang memisahkan. Gemeinschaft
membentuk kesatuan hidup dimana unsur-unsur kesatuan dan olektivitas(perasaan
dan solidaritas) lebih menonjol.
Gesselschaft (patembayan) merupakan kehidupan bersama yang merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok dan untuk jangka waktu pendek. Dalam Gesselschaft tiap-tiap orang mewakili diri sendiri saja. Gesselschaft pada dasarnya tetap terpisah sekalipun ada faktor-faktor yang mempersatukan. Hubungan antar individu superficial(lemah), seringkali tidak saling mengenal dan berkurangnya berkurangnya peran dan bagian dalam tataran niali, latar belakang, norma-norma dan sikap.
Gesselschaft (patembayan) merupakan kehidupan bersama yang merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok dan untuk jangka waktu pendek. Dalam Gesselschaft tiap-tiap orang mewakili diri sendiri saja. Gesselschaft pada dasarnya tetap terpisah sekalipun ada faktor-faktor yang mempersatukan. Hubungan antar individu superficial(lemah), seringkali tidak saling mengenal dan berkurangnya berkurangnya peran dan bagian dalam tataran niali, latar belakang, norma-norma dan sikap.
Evolusi
tanpa kemajuan
Pada
masyarakat modern gemeinschaft akan lenyap. Gemeinschaft (komunitas)
ditandai oleh ikatan sosial bersifat pribadi, akrab, dan tatap muka (primer).
Ciri-ciri ikatan sosial ini seperti yang dikemukakan sebelumnya ialah berubah
menjadi impersonal, termediasi, dan sekunder dalam masyarakat modern
(Gesellschaft). Evolusi terjadi secara berlawanan dengan kebutuhan manusia,
lebih menuju kearah memperburuk ketimbang meningkatkan kondisi kehidupan
manusia. Baginya faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan masyarakat seperti
prinsip evolusi yang ia miliki adalah adanya kecenderungan berpikir secara
rasional, perubahan orientasi hidup,proses pandanagan terhadap suatu aturan dan
soistem organisasi. Kedua tipe masyarakat tersebut berbentuk campuran(saling
berkaitan dan tidak dapat di pisahkan dalam hidup karena tidak mungkin ada
gemeinschaft tanpa ciri-ciri Gesselschaft dan sebaliknya.
Keunikan
pendekatan Tonnies terlihat dari sikap kritisnya terhadap masyarakat modern
(Gesellschaft), terutama nostalgianya mengenai kehidupan tipe
komunitas/kelompok/asosiasi (Gemeinschaft) yang lenyap. Tonnies adalah contoh
langka penganut evolusionisme yang tak menganggap evolusi identik dengan
kemajuan. Menurutnya, evolusi terjadi secara berlawanan dengan kebutuhan
manusia, lebih menuju kearah memperburuk ketimbang meningkatkan kondisi
kehidupan manusia. Dan dibawah ini adalah pemaparan Tonnies tentang perbedaan
antar Gemeinschaft dengan Gesellschaft sebagai suatu perubahan yang justru
bergerak kearah memperburuk, menurut dirinya.
Ciri
|
Gemeinschaft(komunitas)
|
Gesellschaft
(masyarakat modern)
|
Hubungan sosial
|
Ikatan Keluarga
|
Pertukaran ekonomi
|
Institusi khas
|
Keluarga
|
Negara dan ekonomi
|
Citra tentang individu
|
Kedirian
|
Orang, warga
|
Bentuk kekayaan
|
Tanah
|
Uang
|
Tipe hukum
|
Hukum keluarga
|
Hukum kontrak
|
Institusi sosial
|
Desa
|
Kota
|
Kontrol sosial
|
Adat dan agama
|
Hukum dan pendapat umum
|
Ciri
dari Gemeinschaft yaitu berbentuk komunitas sedangkan ciri dari Gesellschaft
yaitu masyarakat modern.
Tentang hal ini pula secara tidak langsung bagi Tonies faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan masyarakat dimana prinsip evolusi yang ia miliki hampir sama dan senada dengan prinsip evolusi ahli lain seperti Max Weber begitu juga dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Diantara penyebab terjadi perubahan itu adalah adanya kecenderungan berfikir secara rasional, perubahan orientasi hidup, proses pandangan terhadap suatu aturan dan sistem organisasi.
Tentang hal ini pula secara tidak langsung bagi Tonies faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan masyarakat dimana prinsip evolusi yang ia miliki hampir sama dan senada dengan prinsip evolusi ahli lain seperti Max Weber begitu juga dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Diantara penyebab terjadi perubahan itu adalah adanya kecenderungan berfikir secara rasional, perubahan orientasi hidup, proses pandangan terhadap suatu aturan dan sistem organisasi.
Teori
Nilai
Nilai membahas dua masalah yaitu masalah etika dan estetika. tugas teori nilai adalah menyelesaikan masalah etika dan estetika dimana pembahasab tentang nilai ini banyak teori yang dikemukakan oleh beberapa golongan dan mempunyai pandangan yang tidak sama terhadap nilai itu. seperti nilai yang dikemukakan oleh agama, positivisme, pragmatisme, fatalisme, hindunisme, dll.
Nilai membahas dua masalah yaitu masalah etika dan estetika. tugas teori nilai adalah menyelesaikan masalah etika dan estetika dimana pembahasab tentang nilai ini banyak teori yang dikemukakan oleh beberapa golongan dan mempunyai pandangan yang tidak sama terhadap nilai itu. seperti nilai yang dikemukakan oleh agama, positivisme, pragmatisme, fatalisme, hindunisme, dll.
- Etika. etika berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kataethos yang berarti adat kebiasaan tetapi ada yang memakai istilah lain yaitu moral dari bahasa latin yakni jamak dari kata nos yang berarti adat kebiasaan juga. secara singkat definisi etika dan moral adalah suatu teori mengenai tingkah laku manusia yaitu baik dan buruk yang masih dapat dijangkau oleh akal. moral adalah suatu ide tentang tingkah laku manusia (baik dan buruk) menurut situasi tertentu. fungsi etika ialah mencari ukuran tentang penilaian tingkah laku perbuatan manusia ( baik dan buruk) akan tetapi dalam prakteknya etika banyak sekali mendapat kesukaran-kesukaran. syarat-syarat agar tingkah laku manusia dapat dinilai oleh etika yaitu: perbuatan manusia itu dikerjakan dengan penuh pengertian, perbuatan yang dilakukan oleh manusia itu dikerjakan dengan sengaja, perbuatan manusia dikerjakan dengan kebebasan atau dengan kehendak sendiri.
- Estetika. estetika dan etika sebenarnya hampir tidak berbeda. etika membahas masalh tingkah laku perbuatan manusia (baik dan buruk). sedangkan estetika membahas tentang indah atau tidaknya sesuatu. tujuan estetika adalah untuk menemukan ukuran yang berlaku umum tentang apa yang indah dan tidak indah itu. estetika juga mengalami kesukaran-kesukaran untuk menemukan ukuran yang berlaku umum mengenai ukuran indah itu.
Referensi:
P.J.
Bouman. 1976. Sosiologi “Pengertian-Pengertian dan Masalah-Masalah”.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Selo
Soemardjan dan Soelaeman Soemardi (ed). 1974. Setangkai Bunga Sosiologi.
Jakarta: Yayasan Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Soekanto,
soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Raja Grafindo
Persada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar